Ketika kita berhadapan dengan cinta yang terkadang menampakan wajah perbedaan mencolok dan bertolak belakang. Barangkali kita membutuhkan sebuah ilmu dan seni yang bernama manejemen cinta. Peter F Ducker sebagai pakar manajemen memberikan dua kredo manajemen pertama efektif dan efisien. Efektif bersangkutan dengan melakukan yang baik. Sedangkan efisien dengan baik. Untuk mendapatkan anugerah dan menikmati cinta kerangka efektif dan efisien menjadi dasar untuk mencintai dan dicintai.
Efektif dalam cinta adalah bentuk perbuatan, dorongan, keinginan yang berdasarkan kebaikan. Ketika seorang ibu memberikan air susu untuk anaknya adalah sebuah bentuk kekuatan efektivitas yang bersinergi dengan efisiensi cinta. Maka tumbuh berkembanglah anak menjadi kebanggan orang tua.
Ketika sinergi, efektif dan efisiensi cinta bersumber dari akronim AIDA dan dijabarkan dalam pendekatan SMART. Gabungan inilah yang melahirkan cinta menjadi sebuah episode tak terlupakan dalam rentang sejarah cinta diulas dan diceritakan dan didokumentasikan.
Allah sebagai pusat cinta
Seperti gerakan alam semesta yang teratur. ketika bulan bergerak mengelilingi bumi ia ikut bergerak bersama bumi mengelilingi matahari. Matahari juga bergerak mengelilingi pusat galaksi. Ketika pergerakan cinta dalam satu tumpuan maka ia akan menjadi sebuah orkestra indah yang saling kuat menguatkan. ketika salah satu lepas dari titik orbit pergerakan maka menciptakan kehancuran.
Ketika perginya orang yang dicintai dan meletakan titik cinta pada orang yang dicintai, maka terjadilah kehilangan orbit. Tidak jarang terjadi penghancuran hidup yang melibatkan banyak orang dan juga benda.
Ibadah sebagai perlakuan cinta
Ketika kita menempatkan orbit cinta berpusat kepada Allah, maka semua bergerak dalam bentuk totalitas gerak bernama ibadah. Kita mencintai seseorang maka gerak cinta akan menyatu dalam gerakan orbit yang sama. Sering terjadinya bentrokan cinta dan terciptanya prahara dan bencana cinta disebabkan oleh titik orbit yang berbeda. Seperti gerakan proton dan neutron dalam mengelilingi inti atom, ketika proton dan neutron tidak bergerak seirama dalam titik atom maka terciptalah tabrakan yang melahirkan ledakan.
Dosa sebagai pengingat cinta
Dalam gerak cinta yang berpusat pada orbit cinta dan bergerak dalam semesta ibadah ia akan memberikan sebuah peringatan. Terkadang dalam gerak cinta terjadi sebuah kelalaian dan kealpaan. Sebelum terjadi kerusakan lebih besar akibat kealpaan kelalaian terdapat sebuah mekanisme bernama dosa.
Pengingat ini bernama rasa bersalah dan malu ketika berbuat tidak semestinya dalam mencintai. Ketika tetap melakukan kelalaian maka ada sebuah bayang-bayang yang terus mengikuti. Bayang-bayang tersebut akan mengikuti dan menimbulkan keresahan yang berakibat habisnya energi untuk menghilangkan bayang-bayang. Ketika kita berjanji dengan seorang dan tidak menepati maka terciptalah rasa bersalah.
Akhlak sebagai karakter cinta
Akhlak adalah bentuk perwujudan dari cinta yang bergerak dari dalam keluar. Akhlak menjadi kekuatan gravitasi yang mampu menjaga gerak dalam totalitas ibadah yang saling bersinergi menciptakan dorongan, karya dan prestasi.
Siapakah yang kita cintai dan mencintai kita ?
Inilah pertanyaan pertama, jawaban ini membutuhkan kejujuran dalam menuliskan orang yang kita cintai dan mencintai kita. Dimulai dari Ayah, Ibu, Anak, Adik, Istri, Suami, Sahabat yang mesti kita tuliskan nama dan posisinya dalam cinta kita. Pada kolom pertama kita membuat nama-nama yang kita cintai dan mencintai kita. Kemudian pada kolom selanjutnya menuliskan posisi dalam cinta kita.
Mengapa kita mencintai dan dicintai mereka ?
Ketika telah menyelesaikan orang yang kita cintai dan mencintai kita. Maka selanjutnya adalah menemukan dorongan dari masing-masing nama dan status dalam cinta kita. Mengenali ini membutuhkan kesabaran untuk memilah berbagai alasan dan motif. Kita akan bertemu dengan daftar nama orang yang pernah menyakitkan hati dan perasaan dalam sejarah cinta kita. Hal ini memberikan data dan fakta bahwa apakah cinta kita bertumpu pada kerangka AIDA atau tidak. Ketika bertumpu pada kerangka AIDA, kita akan menerima sinyal pengingat dan menjaga akhlak dan bersama untuk menggapai kebaikan dalam mengorbit bersama kepada Allah sebagai pusat cinta.
Aktualkah bentuk cinta kita kepada mereka ?
Pertanyaan ini mengarahkan kepada tingkat perhatian kita terhadap orang yang kita cintai dan mencintai kita. Sebuah cinta membutuhkan sebuah perlambangan, simbol, dan ungkapan. Ketika kita melihat nama guru kita waktu menuntut ilmu pernahkah kita memberikan ungkapan terima kasih sebagai bentuk mengaktualkan cinta. Dengan kesabaran dan dedikasi guru kita mengenal aksara dan angka.
Banyak bentuk untuk mengaktualkan bentuk cinta kita pada orang-orang yang kita cintai dan mencintai kita. Ada yang cukup dengan bersilahturrahmi bertatap muka, atau hanya sebuah sms penguat jiwa. Ada dengan hadiah yang mengenang untuk moment terbaik, seperti hari ulang tahun, hari jadi pernikahan.
Mengaktualkan bentuk cinta untuk menuntut pendekatan berbeda untuk orang yang berbeda. Hal ini mengikuti kemampuan dan juga kemauan. Ada berbentuk ungkapan sederhana sampai berbentuk kartu ucapan mahal dalam sebuah acara besar.
Review manfaat cinta mereka ?
Melakukan review cinta orang-orang yang mencintai kita adalah untuk menjadikan kita kuat dan tabah dalam menghadapi banyak permasalahan. Kita ingat bagaimana kasih sayang ibu yang membesarkan kita dari mulai janin sampai dewasa. Bagaimana Ayah mencarikan nafkah dan memberikan perlindungan untuk keluarga. Bagaimana seorang guru yang membuka cakrawala dan dunia dihadapan kita. Bagaimana alam memberikan cinta terhadap kita dengan keindahan yang mempesona, kebutuhan yang tercukupi, keinginan yang terwujud dan cita-cita tergapai dari berbagai manfaat cinta orang yang mencintai kita.
Dengan merasakan manfaat cinta dari yang mencintai kita hidup akan terasa indah dan bertabur anugerah berkelimpahan.
Terimalah cinta mereka dengan AIDA
Terimalah semua bentuk cinta dengan menjadikan sebuah kerangka mengorbitkan cinta kita kepada Allah Swt dalam gerak ibadah. Di peringati dengan kerusakan akibat kelalaian dan kealpaan berbentuk dosa. Maka kita akan tetap menjaga gravitasi cinta yang saling bersinergi dalam kebaikan dan memberikan cinta dengan cara kebaikan. Supaya tidak terjadi kecelakaan cinta dan bencana cinta dalam kehidupan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar